Ada yang Hilang Bila Tidak Menulis

yanalya on Freepik

Sehari tidak menulis. Membuat ada yang hilang dari hidup saya. Entah apa itu. Memang, menulis itu menyenangkan. Hampir setiap hari saya menulis. Tidak peduli bagus atau jelek, sempurna atau tidak. Asal bisa menulis, itu sudah lebih dari cukup. Hati terasa lega dan plong. Karena telah menuangkan segala ide dan gagasan yang ada di kepala.

Selesai menulis, saya membaca kembali tulisan yang sudah selesai. Mencermarti dengan baik. Barangkali ada typo, atau kesalahan lain dalam menulis. Ya, belajar menjadi editor sendiri. Sekaligus berperan menjadi pembaca. Ya, begitulah. Banyak yang bilang kalau penulis itu juga editor bagi tulisannya sendiri. Pernyataan ini memang benar, karena kita bisa belajar menjadi editor yang baik. Juga meminimalisir kesalahan dalam tulisan. Efeknya, tulisan menjadi lebih menarik dan enak dibaca.

Selain itu juga, banyak ilmu baru dan kosa kata baru yang bisa kita dapat dari menulis. Bagi saya, menulis sudah menjadi bagian hidup. Maka ketika tidak menulis, rasanya seperti ada yang hilang dari hidup saya. Lebih dari kehilangan seorang pacar sekalipun. Mungkin terdengar lebay alias berlebihan. Apapun itu, yang jelas itulah yang saya rasakan dan alami.

Terserah mereka mau bilang apa. Tapi, yang penting saya tetap bisa menulis. Karena menulis sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidup saya. Mungkin itulah yang dinamakan dengan cinta. Apapun yang dilakukan atas dasar cinta tentu terasa lebih nikmat dan menyenangkan.

Apa yang bisa ditulis?

Apa saja bisa jadi bahan tulisan. Seperti tulisan saya ini yang merasa kehilangan ‘sesuatu’ bila tidak menulis. Entah apa yang dimaksud ‘sesuatu’ itu. Tapi, yang jelas, apapun bisa jadi ide dalam menulis. Ya, benar apapun itu. Karena ide itu banyak. Bahkan sangat banyak. Bisa jadi ide itu berasal dari sesuatu yang sering kita lihat. Atau kejadian menarik di lingkunan tempat tinggal kita. Semua itu bisa jadi bahan tulisan yang menarik. Jadi, menulislah!