Cerpen : Misteri Suara Aneh di Kamar Kosong
Terdengar suara-suara aneh di dalam kamar. Entahlah, suara apa itu. Suara itu makin jelas, saat Rumi, gadis berambut panjang mencoba mendekat ke sumber suara. Bulu romanya bergidik. Rumah ini sepertinya sudah sejak lama ditinggal oleh pemiliknya. Tak ada cahaya. Rumi, hanya ditemani cahaya dari lampu senter miliknya.
Gadis itu penasaran dengan suara-suara aneh yang berada di kamar lantai dua. Rumi bergegas menuju ke sana. Dengan kaki yang masih agak gemetar, dia mencoba memberanikan diri melangkah menuju kamar lantai dua.
Sepi dan gelap. Begitulah kira-kira suasana di rumah kosong ini, yang sudah tua. Kondisi bangunan sudah tidak terawat. Banyak debu juga jaring laba-laba, yang memenuhi hampir seluruh isi ruangan.
Rumi melihat sesosok bayangan berkelebat cepat di depannya. Apa itu? Gumamnya. Suara itu makin jelas, gadis itu hampir sampai. Selangkah lagi, tapi, tiba-tiba langkahnya terhenti. Gadis berambut panjang itu tidak melanjutkan langkahnya. Dia berdiri mematung. Padahal, satu langkah lagi dia akan sampai.
Gadis itu masih berdiri mematung. Bulu romanya bergidik. Kamar ini sangat gelap sekali. Batinnya. Gadis mencoba melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Tiba-tiba sesosok bayangan terbang cepat melewatinya. Rumi urung melangkah. Giginya beradu. Mengeluarkan suara gemerutuk.
Tubuhnya berkeringat. Gadis itu terdiam sejenak. Ia menghela napas. Menata keberaniannya. Namun, keberanian itu tak berhasil ia kumpulkan. Kakinya lemas. Rumi harus tetap maju, agar ia tahu suara apa yang ada di dalam kamar itu.
Gadis berambut panjang itu merayu kakinya. Ia melangkah pelan, mendekati pintu kamar. Sesampainya di depan pintu, lagi-lagi gadis itu mematung. Kakinya kian kencang gemetar. Keringat bercucuran. Giginya gemerutuk. Gadis itu tak berani membuka pintu. Ia takut. Sangat takut.
Rumi memutar badan, lalu melangkah meninggalkan pintu kamar. Tidak. Ia tidak ingin usahanya sia-sia. Ia sudah sampai hingga di sini. Lalu ingin pulang tanpa mendapat hasil apa-apa. Itu sama sekali bukan dirinya. Ya, gadis itu pantang pulang sebelum mendapat hasil. Itulah prinsip hidupnya selama ini.
Gadis itu kembali mendekati pintu. Ia tata kembali keberaniannya. Dengan mata terpejam, ia raih gagang pintu lalu membukanya. Ia tidak berani membuka mata. Takut. Itu yang dirasakannya. Tapi, gadis berambut panjang itu juga penasaran. Perlahan, ia membuka mata. Gelap. Sangat gelap. Itulah yang pertama kali ia dapati, saat melihat isi kamar.
Gadis itu melangkah masuk, dengan ditemani senter mungilnya itu. Tapi anehnya, suara-suara yang sejak tadi ia dengar, kini tak lagi gadis itu mendengarnya. Suara itu lenyap. Ke mana perginya suara itu? Gumam Rumi.
Kamar ini sungguh tak terawat. Banyak jaring-jaring laba-laba di sini. Gumamnya. Gadis itu masih mencari suara-suara yang tadi ia dengar. Tiba-tiba bulunya bergidik. Ia merasa ada yang mengikutinya dari belakang. Segera gadis itu menoleh. Kosong. Tak ada siapa-siapa.
Sesosok bayangan berkelebat cepat. Gadis itu pun penasaran, lalu ia pun mengejarnya. Ditemani senter mungilnya, ia mengejar bayangan itu. Bayangan itu lenyap. Ke mana perginya bayangan itu? Tanyanya. Tiba-tiba ia mendengar suara jeritan seseorang. Suara siapa itu? Tanyanya sambil menyoroti sudut-sudut bangunan itu dengan senternya. Lagi-lagi suara itu menghilang.
Gadis itu mendengar suara kursi berderit. Lagi-lagi tak ada siapa-siapa saat Rumi mendekati kursi itu. Tubuhnya makin gemetar. Kakinya menadak lemas dan tak bisa di gerakkan. Gadis itu melihat ada bayangan hitam yang sangat besar di belakangnya. Bayangan itu terlihat dari pantulan cermin yang ada dihadapannya. Ia tidak berani menoleh. Takut. Sangat takut. Bayangan itu memiliki taring. Apakah bayangan itu akan menjadikanku santapannya? Batin Rumi.
Rumi semakin takut. Peluh bercucuran membasahi tubuhnya. Tubuhnya menggigil. Gadis itu mencoba merayu kakinya, agar bisa digerakkan. Ayolah.. ayolah.. kumohon. Lirihnya.
Akhirnya kakinya dapat digerakkan. Rupanya gadis itu masih penasaran dengan sosok bayangan itu. Ia mencoba memberanikan diri menoleh. Matanya terpejam. Gadis itu tak sanggup membuka matanya. Ia sangat takut. Tapi, rasa penasaran masih menghantui dirinya. Dengan perlaahan, gadis itu mencoba membuka matanya. Di mana ini? Tanyanya. Secerca sinar menyinari matanya. Ia melirik sekeliling. Ternyata, dia sudah berada di kamarnya. Apakah tadi itu cuma mimpi? Tapi, kejadian itu benar-benar nyata. Gumamnya. Gadis itu tak mau ambil pusing, ia beranjak dari tempat tidurnya lalu mandi dan berangkat sekolah. Tanpa ia sadari, sesosok bayangan hitam mengintai dirinya.
Posting Komentar untuk "Cerpen : Misteri Suara Aneh di Kamar Kosong"
Posting Komentar
Aturan Berkomentar : Harap dibaca dan perhatikan setiap aturan dengan saksama!
1.Berkomentar sesuai topik.
2. Dilarang Spam.
3. Dilarang meninggalkan link Blog/Web
4. Jangan basa-basi seperti mantab Gan, nice info, maupun sejenisnya.
5. Usahakan berkomentar yang relevan dengan topik yang di bahas.
6. Komentar yang menyisipkan link web atau blog, termasuk kategori spam dan tidak akan di approved!